Minggu, 07 Juni 2020

Nafsu atau jiwa ada tiga

Nafsu mutmainnah

yakni nafsu yang tenang, dia lebih senang dan tenang dengan kebaikan.

Nafsu lawwamah

yakni nafsu yang berontak atas tindakan hati yang sering mengikuti ajakan syeitan, dia sering mencaci dirinya sendiri yang sering kalah dengan ajakan syetan, tapi sudah ada baiknya.

Nafsu ammaarah 

yakni nafsu atau jiwa yang senang dan tenang pada kejelekan, bahkan dia sering merasa baik dengan kejelekanya.

Nafsu atau jiwa itu yang menjadi pertarungan antara bisikan malaikat dengan bisikan syetan.

Apabila dia memilih mengikuti bisikan malaikat, maka dia akan terangkat pada maqom muqorobiin, di dunia dia tentram damai dan mulya, di ahirat dia mulya di syurga bersama para malaikat dan muqorobiin.

Tapi apabila dia cendrung memilih bisikan syeitan, maka dia telah menceburkan dirinya pada jurang kehinaan, di dunia dia jarang tenang, hidupnya sering suram dan galau, kekayaan dan jabatanya malah sering menjadi masalah, dan di ahirat dia akan berkumpul dengan syeitan di neraka Allah bersama kaafiriin dan munaafikiin...

Maka akal yang menjadi sumber ilmu harus betul betul bersih dan selalu selektif dalam memilih setiap bisikan yang datang setiap detik.

Mudah mudahan kita di dalam semua gerak dan diam kita,profesi kita, bahkan ibadah kita, selalu berada pada sirotol mustaqiim dengan hidayah Allah dan nur baginda nabi muhammad SAW.


Oleh Ali mustofa

Di kutip dari kalam Hujjatul islam Alghozali

Sabtu, 30 Mei 2020

MENGAPA TIAP MERAYAKAN IDUL FITRI ADA KETUPAT ?

Begitu luhurnya budaya Jawa..

SEJARAH KETUPAT

Adalah Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. 

Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu bakda Lebaran dan bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.

Arti Kata Ketupat.

Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.
Laku papat artinya empat tindakan.

Ngaku Lepat.

Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.

Laku Papat.

1. Lebaran.
2. Luberan.
3. Leburan.
4. Laburan.

Lebaran.
Sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. 

Luberan.
Meluber atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin.
Pengeluaran zakat fitrah.

*Leburan.*
Sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

Laburan.
Berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.

FILOSOFI KUPAT - LEPET

KUPAT
Kenapa mesti dibungkus janur? 
Janur, diambil dari bahasa Arab "Ja'a nur" (telah datang cahaya ). 
Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia.
Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki.
Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja'a nur). 

LEPET
Lepet = silep kang rapet.
Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita kubur/tutup yang rapat.
Jadi setelah ngaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.

Dan... acara Lebaran dengan ketupat dan dengan bersalaman dan saling memohon maaf hanya ada di Indonesia. Tradisi itu dicipta dan tercipta di tanah Jawa, bukan tradisi Arab yg dibawa ke Indonesia. Jangan salah!!!

Jadi, begitu indah tradisi kita. Jangan sampai tradisi dan warisan budaya yg adiluhung itu hilang karena kitidaktahuan dan kesombongan kita...

Selasa, 19 Mei 2020

MALAM KE - 27 RAMADHAN ADALAH TERCIPTANYA RATIBUL HADDÂD

Ratibul Haddad diambil dari nama penyusunnya yaitu Sayyidina Al-Imam Al-Quthb Al-Ghauts Habib Abdullah Bin ‘Alawi Al-Haddad RA, Seorang Imam Mujaddid (Pembaharu Islam). 

Ratibul Haddad dengan Izin Allah Swt, disusun pada  27 Ramadhan 1071 H atau 26 Mei 1661 M.

Ratib ini disusun untuk memenuhi permintaan dari salah seorang murid beliau, iaitu ‘Amir dari keluarga Bani Sa’d yang tinggal di sebuah kampung di Shibam, Hadhramaut. Tujuan ‘Amir membuat permintaan tersebut ialah agar penduduk kampungnya memiliki wirid dan zikir yang tersusun.

Permintaan penyusunan Ratib ini pula bertujuan agar mereka dapat mempertahankan dan menyelamatkan diri daripada ajaran sesat yang sedang melanda Hadhramaut ketika itu.

Pertama kalinya Ratib ini dibaca di kampung ‘Amir sendiri, yaitu di kota Shibam setelah mendapat izin dan ijazah daripada Al-Imam Abdullah Al-Haddad sendiri. Setelah itu Ratib ini dibaca di Masjid Al-Imam Al-Haddad di Al-Hawi, Tarim pada tahun 1072 Hijriah bertepatan dengan tahun 1661 Masihi.

Biasaannya Ratib ini dibaca berjemaah bersama doa dan solat sunnat setelah solat Isya’. Pada bulan Ramadhan Ratib dibaca sebelum solat Isya’ untuk menghindari kesempitan waktu menunaikan solat Tarawih.

 Alhamdulillah, melalui perantara pengamalan Ratib Al-Haddad tersebut, dengan izin Allah kawasan-kawasan di mana Ratib itu diamalkan, dapat terhindar dari ancaman ajaran sesat.

Apabila Imam Al-Haddad berangkat menunaikan ibadah Haji, Ratib pun dibaca di Makkah dan Madinah. Ratib dibaca setiap malam di Bab As-Safa di Makkah dan Bab al-Rahmah di Madinah. 

Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi pernah menyatakan bahawa barangsiapa yang membaca Ratib Al-Haddad dengan penuh keyakinan dan iman dengan terus membaca “La ilaha illallah” 1000 kali (pada umumnya dibaca 50-100 kali), Insya Allah orang yang istiqomah mengamalkannya akan mendapatkan pengalaman yang di luar dugaan dan tak pernah dibayangkannya. 

Mudah-mudahan orang yang istiqomah mengamalkan Ratib ini diselamatkan Allah Swt dari pada kesulitan, kesusahan, kesempitan hidup, dijauhkan dari penyakit lahir dan batin, dilindungi dari gangguan jin dan manusia.

Amin ya Rabb

Jumat, 15 Mei 2020

Zakat Mal Atau Zakat Harta

Assalamualaikum wrwb.. 

Kami mengucapkan :

⭐Selamat Menunaikan ibadah Puasa Romadon1441 H / 2020 M

Semoga amal ibadah kita mendapat ridho Allah SWT,
dan menjadi amal yang makbulan.....aamiin ya Robbal 'alamiin 

*Musholla Apung Riyadlus  Sholihin*  menerima penyaluran 

*Sodaqoh*
*Zakat Mal* 
dan 
*Zakat Fitroh*

BCA : 37 90 23 28 35
a/n : Mokh Sodiq

Setelah Tranfer mohon konfirmasi kirim bukti transfer ke WA : +6281217493655

dng format :

Nama,Alamat,Nominal, Jenis, 

Contoh :

Ahmad, Jakarta, 500.000,Zakat Mal


iG : https://instagram.com/mushollariyash